Wednesday, April 29, 2015

Epson yang Enggan Jadi Produsen Ponsel

http://images.detik.com/content/2010/11/26/317/epsonponsel285.jpgPonsel dengan Komponen Epson 
Berbekal kemampuan sebagai perusahaan yang jago akan teknologi presisi, Seiko Epson Corp. juga menjadi sosok penting di belakang layar atas kesuksesan sejumlah produk ponsel dan gadget kenamaan global. Namun mengapa perusahaan Jepang ini enggan menjadi produsen ponsel?

"Kami tidak akan membuat ponsel, hanya menyediakan komponennya saja. Kami cukup berada di belakang layar, dan tidak akan melakukan aksi merger dan akuisisi untuk mengembangkan bisnis kami," kata Ian Cameron, General Manager Global Communication Support Seiko Epson Corp di sela Micro Piezo Press Tour 2010 di Matsumoto, Jepang.

Seiko Epson bukannya tak mampu mendirikan brand produknya sendiri untuk membesut ponsel mutakhir. Sebab, semua lini hulu ke hilir mulai dari komponen semikonduktor, mikroprosesor, LCD, serta komponen elektronik kinetik lainnya yang membutuhkan presisi tinggi, mampu dikerjakan oleh perusahaan ini.

"Kami hanya akan membesarkan brand produk yang benar-benar kami kuasai. Visi kami ke depan, ingin fokus mengembangkan tiga hal, yakni Micro Piezo, 3LCD, dan QMems," kata Presiden Seiko Epson Corp, Minori Usui, menegaskan.

Micro Piezo merupakan teknologi printhead yang menjadi 'jantung' utama dari seluruh lini produk printer Epson. Sementara 3LCD yang dimaksud adalah produk display seperti layar pada ponsel maupun tablet PC layar sentuh. Sedangkan QMems yang disebutkan antara lain semikonduktor dan produk sejenis lainnya.

Epson sendiri membukukan total pendapatan sebesar US$ 10,59 miliar dari penjualan secara global pada kuartal ketiga tahun fiskal 2010 ini. Kontribusi terbesar, 73%, dihasilkan dari penjualan printer digital, proyektor, komputer, dan laptop.

Sementara, perangkat elektronik seperti quartz devices, semikonduktor, dan display, memberikan kontribusi 22%. Produk jam kinetik Seiko yang semula jadi andalan, kini hanya memberikan kontribusi 5%. Itu sebabnya, kata Usui, pihaknya lebih memilih mengembangkan brand Epson.