Printer Brother
Jakarta - Kesuksesan memang tak datang dengan sendirinya. Siapa sangka perjalanan Brother yang kini dikenal dengan produk printer justru diawali lewat bisnis mesin jahit.
Pertama kali didirikan pada tahun 1908, produsen asal Jepang ini membangun perusahaan bernama Yasui Sewing Machine Co. Bisnis pertama mereka awalnya hanya menggeluti servis mesin jahit.
Brother akhirnya benar-benar memproduksi massal produk mesin jahit sendiri pada tahun 1928 dan mengganti nama perusahaannya menjadi Nippon Sewing Machine Manufacturing Co. atau kini lebih dikenal sebagai Brother Industries Ltd.
Seiring waktu, perjalanan bisnis Brother pun berubah. Perusahaan yang awalnya merintis bisnisnya lewat produk mesin jahit kini malah lebih dikenal sebagai produsen printer.
Di Indonesia sendiri Brother baru saja meluncurkan printer A4 yang juga memiliki kemampuan untuk mencetak pada lembar A3. Brother mengklaim produknya tersebut sebagai yang pertama di dunia.
Mengusung seri MFC-J2510, printer MFC (Multi Function) yang juga telah mengusung kemampuan cetak dengan orientasi landscape tersebut, diklaim memiliki ukuran yang ringkas dibanding produk printer lain sekelasnya.
Namun dibandingkan pesaingnya yang juga menggeluti bidang yang sama, popularitas Brother memang masih di bawah para pesaingnya tersebut.
Berbagai promo pun diandalkan Brother sebagai daya tarik untuk makin menggaet konsumen di Indonesia, sekaligus meningkatkan brand awareness mereka.
"Selain menjadi daya pikat untuk menarik minat konsumen agar memilih printer Brother, meningkatkan brand awareness merk Brother di Indonesia adalah tujuan utama lewat strategi promo yang kami lakukan," ucap Redy Manlin, Product Manager Printer Label Brother di Plaza Indonesia, Jakarta.
Brother hingga kini telah meladeni permintaan dari 44 negara di seluruh dunia, yang mana porsi presentase terbesar dipegang oleh wilayah Amerika dengan 31 persen, diikuti Eropa dengan 25 persen.
Sementara Jepang memiliki porsi 23 persen dan yang paling rendah adalah Asia (di luar Jepang) dengan 19,9 persen. Dari keseluruhan angka tersebut, produk printer mendominasi dengan raihan 68 persen, sementara sisanya ditempati oleh berbagai produk garapan Brother lainnya.
"Presentase Asia yang masih 19,9 persen jelas menawarkan potensi besar yang masih dapat digali. Oleh karenanya Brother kini lebih agresif mengeksplorasi pasar lewat berbagai strategi yang kami miliki, salah satunya melalui berbagai promo yang kami tawarkan," tambah Redy.
Pertama kali didirikan pada tahun 1908, produsen asal Jepang ini membangun perusahaan bernama Yasui Sewing Machine Co. Bisnis pertama mereka awalnya hanya menggeluti servis mesin jahit.
Brother akhirnya benar-benar memproduksi massal produk mesin jahit sendiri pada tahun 1928 dan mengganti nama perusahaannya menjadi Nippon Sewing Machine Manufacturing Co. atau kini lebih dikenal sebagai Brother Industries Ltd.
Seiring waktu, perjalanan bisnis Brother pun berubah. Perusahaan yang awalnya merintis bisnisnya lewat produk mesin jahit kini malah lebih dikenal sebagai produsen printer.
Di Indonesia sendiri Brother baru saja meluncurkan printer A4 yang juga memiliki kemampuan untuk mencetak pada lembar A3. Brother mengklaim produknya tersebut sebagai yang pertama di dunia.
Mengusung seri MFC-J2510, printer MFC (Multi Function) yang juga telah mengusung kemampuan cetak dengan orientasi landscape tersebut, diklaim memiliki ukuran yang ringkas dibanding produk printer lain sekelasnya.
Namun dibandingkan pesaingnya yang juga menggeluti bidang yang sama, popularitas Brother memang masih di bawah para pesaingnya tersebut.
Berbagai promo pun diandalkan Brother sebagai daya tarik untuk makin menggaet konsumen di Indonesia, sekaligus meningkatkan brand awareness mereka.
"Selain menjadi daya pikat untuk menarik minat konsumen agar memilih printer Brother, meningkatkan brand awareness merk Brother di Indonesia adalah tujuan utama lewat strategi promo yang kami lakukan," ucap Redy Manlin, Product Manager Printer Label Brother di Plaza Indonesia, Jakarta.
Brother hingga kini telah meladeni permintaan dari 44 negara di seluruh dunia, yang mana porsi presentase terbesar dipegang oleh wilayah Amerika dengan 31 persen, diikuti Eropa dengan 25 persen.
Sementara Jepang memiliki porsi 23 persen dan yang paling rendah adalah Asia (di luar Jepang) dengan 19,9 persen. Dari keseluruhan angka tersebut, produk printer mendominasi dengan raihan 68 persen, sementara sisanya ditempati oleh berbagai produk garapan Brother lainnya.
"Presentase Asia yang masih 19,9 persen jelas menawarkan potensi besar yang masih dapat digali. Oleh karenanya Brother kini lebih agresif mengeksplorasi pasar lewat berbagai strategi yang kami miliki, salah satunya melalui berbagai promo yang kami tawarkan," tambah Redy.